Bagaimana Rasanya Sakit Hati?
Hallo sahabat Motivator Indonesia di seluruh alam semesta. kali ini saya akan membahas tentang sakit hati.Temen temen pasti pernah nih merasakan kaya apa rasanya sakit hati. Gimana rasanya enak kan? sakitnya dimana? Sakitnya disini (sambil nunjukin bokongnya. he..) ada yang mengatakan sakit hati rasanya seperti di iris iris ada juga yang mengatakan lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati. Wah kaya apa rasanya yah? sakit gigi saja juga dah bikin nguling nguling ko sampai lebih sakit dari sakit hati. Pantesan beberapa orang ada yang sampai nangis ngasi tuju hari tuju malam, ada yang ga mau makan 3 hari tiga malam ada juga yang sampai ga bisa tidur satu hari satu malam bahkan ada juga yang sampai frustasi gila dan bunuh diri, uh ngeriiii....
Penyebab Sakit hati
Berdasarkan pengalaman saya dalam menangani dan menjadi tempat curhat para korban cinta ternyata ada beberapa faktor mengapa seseorang putus cinta dan sakit hati. Ada yang ditinggalakan pacar karena kekasihnya punya cinta lain, ada yang kekasihnya menjalin hubungan dengan temen deket kita, ada yang karena dijodohkan orang tua, ada yang memang sudah ga sejalan jika hubungannya di terus teruskan. pokoknya banyak deh alasan alasan kenapa orang bisa putus hubungan yang akhirnya bikin sakit hati.Cara Menghilangkan Sakit Hati
Namun disisi lain, disaat orang orang klepek klepek ketika sakit hati ternyata beberapa orang ada yang dengan enjaoynya menghadapi kegagalan percintaan dalam hidupnya. Dia fine fine aja ketika pacaranya mengatakan "Putus". Dia senyum senyum saja ketika pacarnya pergi tak kembali (mungkin lagi mbabu kali.huhehe...). dia dengan legowo (red: lapang dada) menerima kenyataan yang dia hadapi. Wah... ko bisa yah? ayo simak mengapa dia bisa begitu tangguh dalam menghadapinya:Menyadari bahwa Jodoh di tangan Tuhan.
Setiap manusia di lahirkan pada 4 bulan dalam kandungan Allah telah menentukan 3 taqdirnya. Allah telah menentukan seberapa besar rezekinya, berapa lama umurnya dan siapa jodohnya. Bagi yang benar benar mengimaninya maka dia akan sadar bahwa Jodoh kita sudah diatur ditentukan jauh sebelum kita dilahirkan. Seberapapun Ganteng dan cantiknya pasangan kita jika itu bukan jodoh kita ya tidak akan pernah jadi jodoh kita. seberapapun ngototnya kita dan inginnya kita untuk menikahinya jika mememang bukan jodohnya tetap kita tidak bisa menikahinya.
jadi intinya "sekuat apapun kita, kita tidak akan bisa mengalahkan taqdirNya"
"Sudah lah memang dia bukan jodoh kita mau gimana lagi, btul ga?, atau mau maksain Allah?" he...
Saya jadi ingat tetang beberapa orang berdoa dalam meminta jodohnya:- Ada orang yang berdoa dengan pasrah 100% keapada Allah, "Ya Tuhan siapapun jodoh saya saya pasrahkan kepadaMu ya Robb, Siapapun dia saya akan menerimanya jika itu adalah taqdirmu"
Maka Tuhan akan menjamin 100% Kebaikan jodohnya - Ada orang yang berdoa dengan menyebut nama" Ya Allah berikan jodoh yang baik buat saya, dan mudah mudahan Si "fulan" menjadi jodohku
Maka Tuhan akan menjamin setengah kebaikan jodohnya - Ada orang yang berdoa dengan memakasa " Ya Allah jadikanlah si "fulan" menjadi jodohku ya Allah, saya sayang banget dengan dia ya Allah, kalau Dia tidak jadi jodohku saya lebih baik mati saja ya Allah"
Maka Allah akan mengabulkan doanya namun Allah tidak menanggung kebaikan dari jodohnya.
Lah kalau begitu masihkan kita memaksa maksa Tuhan sesuai dengan kemauan dan ke inginan kita??
- Ada orang yang berdoa dengan pasrah 100% keapada Allah, "Ya Tuhan siapapun jodoh saya saya pasrahkan kepadaMu ya Robb, Siapapun dia saya akan menerimanya jika itu adalah taqdirmu"
Phositif thinking Bahwa Tuhan telah menyiapkan pasangan yang lebih baik
Memang tidak semua orang sanggup berpositif thinking terhadap kejadian yang menimpanya, bahkan ada beberapa orang justru lebih senang negatif thinking dalam menanggapi suatu kejadian. Mungkin cerita berikut ini bisa mempertimbangkan mengapa kita harus phositif thinking.Cerita ini berawal dari seorang lulusan UGM yang gagal menjalin hubungan sampai ke 11 kali. 11 kali mengalami kegagalan cinta 11 kali dia mengalami sakit hati. Padahal dia sudah benar bener berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankan hubungannya. Namun pahit getirnya cinta tidak mampu dihindarinya. akhirnya dia pun setengah putus asa dan mulai menyalahkan Tuhan. Dia menganggap Tuhan tidaklah adil, padahal selama ini dia sudah berusaha menjadi orang baik. Menjalankan perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Sampai akhinya dia ketemu dengan seorang cewe yang sederhana. Akhinya dia menikah dengan cewe itu. Sekarang dia diakaruniani satu anak yang cerdas bahkan selalu juara di tingkat nasional. Mereka saat ini dikaruniani keluaraga yang damai dan sejahtra. Dia sangat bersyukur dan memahami bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik buat hambaNya.Ambil Hikmahnya dalam setiap kejadian
Ada beberapa orang yang mengalami sakit hati dia justru menyalahkan 100% kepada pasangannya. Mereka menuntut menyalakan bahkan memaki mantannya dengan berbagai alasan penghianatan-nya. padahal kalau kita mau menyadarinya, pasangan kita tidak akan menjadi pacar kita jika kita tidak pernah "Memutuskan dia sebagai pacarmu" lalu ketika kegagalan cinta sebenarnya kita tidak bisa dengan seenaknya menyalahkan pasangan kita. karena sebenarnya kitalah yang memutuskan dia menjadi pacarmu, betul? maka sudahlah.... Jangan terus terusan menyalahkannya. Biarkan dia menjadi dirinya dan ambil hikmahnya. Barang kali kita tidak begitu selektif memilih pasangan, barang kali kita terlalu mudah jatuh cinta, barang kali kita kurang terliti untuk menilai seseorang itu serius atau hanya main main. So fokuslah ke hikmah jangan fokus ke masalah. Inysa Allah kita akan mudah mengambil ilmu dari kejadian tidak mengenakan sekalipun seperti Sakit Hati.Hindari kemelekatan terhadap siapapun
Teman teman mungkin masih asing dengan istilah "kemelekatan". Kemelekatan yaitu bergantungnya kita terhadap sesuatu hal entah itu orang entah itu benda. Kalau orang sufi mengatakan "kemelekatan" adalah bergantung/berharap/berkeinginan terhadap sesuatu kecuali Allah. Cara mudahnya kemelekatan kita ibaratkan sebuah lakban yang merekat pada kulit kita. Ketika lakban itu dicabut bagaimana rasanya? sakit bukan? Apalagi jika anda termasuk manusia berbulu lebat.he... Disitulah terjadi hukum kemelekatan "Semakin kita melekat terhadap sesuatu, semakin sakit ketika kita lepas darinya". Semakin kita melekat dengan sang pacar maka tidak heran jika kita semakin sakit hati ketika terpisahkan. betul??? maka sejatinya yang membuat kita sakit hati bukan karena kita ditinggalkan sang pacar namun karena kita terlalu melekat terhadap sang pacar. Yah mungkin anda terlalu cinta, atau pacar anda begitu rupawannya sehingga anda berharap lebih (red: melekat) untuk memilikinya. atau mungkin pacar anda begitu baiknya sehingga harapan anda terlampau menggunug (red: melekat) terhadapnya. Kalau begitu pantas saja jika anda kesakitan ketika tidak berhasil memilikinya.Sahabatku yang budiman. Belajarlah untuk tidak melekat terhadap apapun kecuali kepadaNya. Ketika anda mampu melakukannya maka anda akan menjadi manusia yang merdeka, bebas dari jeratan dunia. Cukuplah berharap hanya kepadaNya.
Bebaskan sakit hatimu sekarang juga... biarkan dia tenggelam dalam lautan kehidupan
ReplyDeleteSemangat...... Sakit hati memang sebaiknya dihilangkan...
ReplyDelete